Sabtu, 14 Maret 2009

BHUMI, UDARA, DAN AIRA (cerbung) -6-

“Akhirnya dia pun pergi. Ternyata ramalan itu benar.” ucap Udara pelan.
Aku menatapnya lurus.
“Setelah Bhumi, lalu gue, dan terakhir kau. Gue akan mati di udara lalu tubuhku jatuh ke air dan dikuburkan di tanah.” ucap Udara ringan.
“Apa maksudmu,” tanyaku bingung. “Jangan membuatku takut dan bingung. Berikan alamat dan nomor telepon atau handphone-mu sekarang.”
“Tak usah. Nanti biar gue yang menghubungimu karena gue ‘gak punya tempat tinggal tetap dan nomorku selalu berganti sedangkan kau takkan pernah sulit untuk dihubungi. Percayalah, gue yang akan menghubungimu.”
“Dara. Udara Amelia Larasati.” panggilku pelan. Kupeluk tubuhnya erat dan aku tak ingin melepaskannya.

***

Tidak ada komentar: