Sabtu, 14 Maret 2009

BHUMI, UDARA, DAN AIRA (cerbung) -5-

Tubuhku lemas. Separuh nafas seolah berhenti. Separuh hatiku terbang melayang di udara. Tidak ada airmata yang menetes membasahi wajahku. Hanya keringat yang membasahi bajuku. Aku dan Udara terpaku sesaat lalu kami bergerak cepat.
Kami menghubungi tetangga terdekat lalu memberitahu bahwa Bhumi telah meninggal dunia. Kami tidak memberitahu mengapa Bhumi meninggal. Mereka pun tidak banyak bertanya. Aku menghubungi keluarga Bhumi sedangkan Udara mengurus segala keperluan pemakaman.
Aku berusaha untuk tidak menyesali kepergian Bhumi. Aku tak kuasa menyesali keteledoranku. Aku tertidur tak lama setelah menghabiskan black coffe dan setelah berbicara panjang lebar dengan Bhumi. Aku tak mengerti mengapa dia memilih jalan pintas, yaitu bunuh diri dengan meminum obat tidur hingga overdosis. Bukankah dulu dia pernah mengatakan bahwa hanya orang bodohlah yang meninggal karena bunuh diri. Dunia yang aneh.

***

Tidak ada komentar: