Selasa, 24 Juli 2012

Tanda-Tanda Belum Siap Menikah


Sumber: http://id.she.yahoo.com/tanda-tanda-belum-siap-menikah.html
Yahoo! SHE – 23 jam yang lalu

Ketika semua teman Anda mulai menikah, selain merasa turut berbahagia untuk pasangan tersebut, akan mudah bagi Anda untuk merasa iri. Jika pasangan Anda belum juga melamar, godaan tersebut akan menyebabkan timbulnya masalah.

Tetapi meletakkan masalah ke tangan Anda sendiri adalah hal berbahaya. Tidak ada gunanya menikah jika pasangan Anda tidak siap atau hubungan yang Anda bina itu tidak baik. Untuk membantu menghindari masalah perkawinan, berikut adalah 10 tanda Anda terlalu terburu-buru memutuskan menikah.

Anda membanding-bandingkan diri dengan pasangan lain
Ketika pasangan lain yang belum terlalu lama menjalin hubungan memutuskan untuk menikah, hal ini dapat membuat Anda merasa untuk perlu cepat-cepat menikah juga. Perbandingan semacam itu tidak berarti Anda harus terburu-buru menikah. Ingat, menikah bukanlah perlombaan. Ujian sebenarnya dari sebuah hubungan adalah bukan seberapa cepat orang menikah tapi berapa lama mereka dapat mengarungi bahtera rumah tangga setelah itu.

Menghindari berbicara tentang masa depan
Jika pasangan Anda mengelak tentang masalah pernikahan, terus menekannya tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Ia mungkin akan enggan melakukannya sama sekali jika Anda menekannya. Mengubah subjek pembicaraan, membelokkan pertanyaan dan kurangnya antusiasme adalah tanda-tanda seseorang yang didorong terlalu jauh dan terlalu cepat untuk menikah.

Pernikahan tidak praktis
Tidak hanya pernikahan yang membutuhkan biaya, cincin pertunangan juga. Tidak ada gunanya memberikan cincin pertunangan jika Anda dan pasangan Anda mengalami masalah keuangan. Menekan mereka untuk berlutut melamar Anda hanya akan menghasilkan stres dan ketegangan. Tunggu sampai Anda benar-benar siap untuk menikah sebelum berbicara tentang lonceng pernikahan.

Anda lebih ingin upacara pernikahan daripada hubungan pernikahan itu sendiri
Menikah, tidak diragukan lagi memang menyenangkan: Anda terlihat menakjubkan, Anda menjadi pusat perhatian, Anda akan mendapatkan pujian dan hadiah. Tapi ingatlah pernikahan adalah untuk seumur hidup Anda, bukan hanya sehari. Jika Anda lebih menyukai upacara pernikahan daripada hubungan itu sendiri, maka Anda jelas tidak siap untuk menikah.

Anda terlalu tergila-gila merencanakan pernikahan
Apakah Anda merasa sulit untuk tidak memikirkan pernikahan Anda, meskipun tidak pernah ditanyai tentang masalah pernikahan? Jika pikiran Anda terus melayang merencanakan tentang berat tubuh ideal yang harus Anda capai saat menikah nanti maka Anda perlu mengambil napas dalam-dalam dan mencari hobi yang baru.

Anda menyalurkan keinginan orang lain
Menekan kekasih Anda untuk segera menikahi Anda saja sudah cukup buruk, namun membujuk mereka berjalan menyusuri altar hanya demi menyenangkan orang lain itu jauh lebih buruk. Ingat ini bukan masalah soal ibu, nenek, sahabat atau tetangga sebelah Anda yang menganggap sudah saatnya Anda untuk menikah. Perasaan Anda dan pasangan Anda yang lebih penting.

Anda belum pernah mendiskusikan pertanyaan besar tentang pernikahan
Jika Anda membangun kehidupan dengan seseorang, Anda hanya dapat berhasil melakukannya jika Anda memiliki tujuan yang sama. Jika Anda menikah namun baru mengetahui bahwa pasangan Anda tidak setuju pada suatu pemikiran Anda yang mendasar bisa menjadi bencana dalam kehidupan pernikahan. Jika Anda belum membahas isu-isu besar seperti anak-anak dan di mana Anda akan tinggal, maka jelas terlalu dini untuk memutuskan menikah.

Pernikahan bukanlah prioritas
Jika pasangan Anda belum siap menikah, itu tidak selalu berarti kegagalan total. Mungkin ada alasan yang baik untuk menunggu, mungkin mengejar karier terlebih dahulu adalah ide yang lebih baik. Jika keadaannya seperti itu, bersiaplah membicarakan hal itu, menciptakan dasar yang kokoh untuk kehidupan pernikahan bukanlah ide yang buruk dan mungkin akan menggambarkan seberapa serius pasangan Anda ingin menjalin pernikahan dengan Anda.

Anda memaksakan masalah
Fakta Anda mencoba untuk menjadi penanggungjawab penuh pernikahan adalah sama sekali bukan pertanda baik. Hubungan yang terbaik dan paling sukses adalah hubungan yang memerlukan sedikit usaha. Ini mungkin klise tapi benar adanya. Tekanan apapun pada pasangan Anda mungkin terlalu berat. Jika itu memang sudah takdirnya terjadi, maka itu akan terjadi.

Anda tidak harus menikah
Hubungan modern menawarkan kebebasan yang jauh lebih banyak daripada di masa lalu, ketika pernikahan adalah suatu keharusan untuk hidup bersama. Sekarang ini mungkin ada tuntutan lain daripada hal tersebut untuk menjalin hubungan jangka panjang. Tanyakan pada diri Anda apakah Anda benar-benar harus menikah. Apakah pernikahan akan memperkuat hubungan Anda atau itu hanya akan menyebabkan stres dan beban? Jika jawabannya adalah yang terakhir, mungkin Anda harus mempertimbangkan untuk tidak menikah, setidaknya untuk saat ini.


Minggu, 22 Juli 2012

10 Pengalaman Pertama untuk Pengantin Baru


Sumber: http://id.she.yahoo.com/10-pengalaman-pertama-untuk-pengantin-baru.html
Yahoo! SHE – Jum, 20 Jul 2012 07:27 WIB
Oleh Sharon Naylor


1. Pertengkaran hebat pertama kali
Anda mungkin pernah bertengkar sebelumnya, namun Anda mungkin akan menyadari bahwa pertengkaran ini berbeda dari biasanya. Lebih intens. Belajarlah dari kesalahan tersebut, jika Anda ingin pernikahan Anda langgeng, maka belajarlah untuk bertengkar lebih produktif lain kali.
Hindari kata-kata berbahaya seperti “Kamu selalu...” dan “Kamu tidak pernah...” dan mengungkit masalah lama hanya untuk membuat pasangan Anda terlihat lemah. Beri waktu sebentar untuk jaga jarak satu sama lain, tenangkan diri Anda, dan katakan pada pasangan Anda bahwa Anda mencintainya, benci bertengkar dan Anda menyesal telah menyakitinya.


2. Berkumpul pertama kali dengan teman-teman setelah menikah
Anda harus memaklumi bahwa mungkin saja teman Anda belum biasa dengan status baru Anda. Beberapa dari teman-teman Anda mungkin terpacu untuk segera menikah juga atau yang lain merasa cemburu akan “kehidupan sempurna” Anda. Sahabat terbaik Anda hanya ingin tahu Anda tidak benar-benar berubah dan kebahagiaan Anda bukanlah ancaman untuk mereka.
Jadi ketika Anda berpesta bersama dengan teman-teman wanita Anda, tunjukkan bahwa Anda masih menyenangkan. Jangan terus-terusan berbicara tentang seberapa harmonis pernikahan Anda atau sok-sokan menasihati teman lajang Anda bahwa dia pasti akan segera menyusul Anda untuk menjadi pengantin.


3. Belanja besar pertama
Sebelum Anda dan pasangan membeli hal yang besar, Anda berdua harus yakin 100 persen akan keadaan finansial Anda. Anda mungkin akan menggebu-gebu dalam mewujudkan pembelian tersebut, sementara suami Anda mungkin sedikit lama dan banyak pertimbangan. Temukan jalan tengah dan Anda akan mendapatkan pelajaran penting dalam soal anggaran dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Meskipun ini terdengar tidak menyenangkan, tugas seperti mengecat kamar, memilih perabot rumah tangga dan menerapkan etika dalam memakai peralatan rumah tangga dapat menjadi sangat menyenangkan. Karena dengan itu, Anda membangun sebuah rumah bersama.


4. Masalah pertama dengan keluarga si dia
Jika Anda terlalu mempertahankan diri ketika mereka menyerang Anda, pasangan Anda mungkin akan marah dengan menuduh Anda terlalu sensitif, tidak menghargai mereka dan sebagainya. Menghindari acara pesta dan makan malam keluarga juga tidak akan berhasil, karena itulah yang diinginkan oleh orang-orang yang kejam, untuk memecah belah.
Setelah konflik tersebut beres, jelaskan padanya bahwa Anda ingin memiliki hubungan yang dekat dengan keluarganya karena mereka berharga untuk pasangan Anda dan Anda membutuhkan dukungan darinya untuk mewujudkan hal tersebut.
Anggaplah Anda memberikan hadiah untuk pasangan Anda dengan bersikap tulus dan hangat ketika Anda sedang bersama dengan keluarganya.


5. Pertama kali ditanyakan “Kapan punya anak?”
Anggaplah bahwa pertanyaan tersebut merupakan doa untuk kebahagiaan Anda dan sebuah pujian bahwa orang yang menanyakan tersebut menganggap Anda sudah pantas untuk menjadi orangtua.
Jangan membuatnya jadi masalah dengan bereaksi berlebihan pada topik itu, tanggapi semua tekanan dan penilaian tersebut dengan mencerminkan perasaan Anda tentang ide untuk memiliki anak.
Kesalahan yang sering terjadi pada pengantin baru adalah mereka terlalu berpikiran jauh menanggapi pertanyaan seperti itu. Katakan saja “Kami belum sampai ke tahap itu sekarang, namun kamu akan segera tahu setelah kami memiliki anak!” Kemudian beralihlah ke topik pembicaraan yang lainnya.


6. Pertama kali menjadi tuan rumah pesta
Bersenang-senanglah! Jangan menghancurkannya dengan membuat diri Anda merasa terlalu terbebani, menangis karena Anda tidak dapat menemukan bahan makanan yang dibutuhkan di supermarket atau bangun pagi hari hanya untuk mempersiapkan serbet. Bersiap-siaplah bahwa beberapa hal akan berjalan tidak sesuai rencana dan Anda harus menerimanya.
Gelarlah pesta pertama Anda dalam skala yang kecil, dengan hanya mengundang sekitar 6-8 tamu. Tamu yang sedikit membuat Anda lebih santai, dapat ikut bersenang-senang di pesta tersebut dan sekaligus menjadi tuan rumah pesta yang baik.


7. Wanita penggoda di pesta pertama kali yang Anda hadapi
Pertama kali seorang wanita menggoda pasangan Anda, tersenyumlah pada pasangan Anda dan katakan “Aku tidak bisa menyalahkan wanita itu karena kamu pria terseksi di ruangan ini.” Dengan begitu Anda meningkatkan egonya dan wanita tersebut juga secara tidak langsung menolong Anda. Suami Anda akan menyukainya karena Anda yakin pada kesetiaannya pada Anda.
Jangan bersikap berlebihan, kecuali si dia memberikan nomor teleponnya untuk wanita tersebut.


8. Membuat tradisi berdua pertama kali
Hormati tradisi yang sudah ada yang diteruskan dari keluarga Anda dan pasangan (terutama Hari Raya) dan ciptakan sebuah tradisi baru buatan Anda berdua. Pilih dua atau tiga tradisi yang menurut Anda berdua menarik, untuk tetap dilakukan.
Tradisi ciptaan Anda tidak perlu besar, seperti memperbarui janji pernikahan setiap enam bulan. Tradisi tersebut dapat dimulai dengan yang kecil seperti memilih ornamen Hari Raya yang mencerminkan petualangan atau tujuan terbesar Anda tahun ini.


9. Liburan Hari Raya terpisah pertama kali
Mungkin orangtua atau kakek-nenek pasangan sedang sakit, atau adik Anda baru saja melahirkan. Kepentingan keluarga tersebut tidak perlu menjadi masalah untuk menentukan “siapa” yang harus didahulukan.
Maklumi saja bahwa seseorang mungkin tidak akan begitu senang dengan perubahan tradisi keluarga, jadi bersiaplah untuk menghadapi orang yang ketus dari pihak keluarga pasangan. Jangan biarkan hal tersebut membayangi kepentingan perayaan hari raya pertama Anda sebagai pasangan.


10. Pertama kali Anda merasa takut pada pernikahan
Dalam sebuah pernikahan yang harmonis, Anda akan merasa enteng mengatakan “Aku tidak tahu bagaimana aku jadinya jika aku kehilangan kami.” Pastikan Anda menghormati satu sama lain, bersenang-senang bersama dan terus berupaya untuk memperkuat pernikahan Anda.
Jika rasa panik tidak juga menghilang, dan Anda menguji kadar cinta pasangan Anda dengan memicu pertengkaran, berkonsultasilah dengan penasihat pernikahan ternama dan bereputasi bagus yang dapat membantu Anda untuk menemukan apa yang sedang terjadi pada hubungan Anda.