Rabu, 03 November 2010

Jangan Sepelekan Masuk Angin

Sumber: http://www.kabarinews.com/article.cfm?articleID=35811

Pipit
Published 10/30/2010 - 4:20 a.m. GMT



Perut kembung, kepala pusing, mual, tubuh meriang sampai keringat dingin kerap dianggap enteng oleh sebagian orang, padahal jika diobati sejak dini, semua gejala penyakit itu bisa langsung hilang.

Gejala di atas merupakan kumpulan penyakit yang biasa disebut ‘masuk angin’. Nah jika awalnya sudah timbul gejala-gejala itu, tubuh jadi lebih rentan terkena bibit penyakit lainnya. Untuk itu jika tidak segera diatasi bisa langsung merembet ke penyakit lainnya.

Masuk angin bisa juga diibaratkan sebagai ‘pintu masuk’ untuk berbagai jenis penyakit lainnya, seperti influenza, gangguan pencernaan, kelelahan.


Influenza
Perubahan musim yang tidak menentu membuat tubuh mudah diserang berbagai penyakit termasuk flu. Masuk angin menunjukan gejala flu bisa ditandai dengan bersin-bersin, hidung tersumbat, badan pegal-pegal, nyeri otot, batuk dan hidung mampet.


Kelelahan tubuh
Masuk angin menurunkan stamina tubuh karena kurangnya istirahat. Kelelahan yang tidak segera diantisipasi bisa menimbulkan penyakit serius, oleh karena itu lebih baik segera pulihkan stamina tubuh yang bisa diambil dari bahan-bahan alami tradisional.


Gangguan pencernaan
Terlambat makan akibat sibuk bekerja dapat membuat perut menjadi kembung. Bila gejala masuk angin masih ditambah dengan rasa tak nyaman di lambung, ada kemungkinan tubuh mengalami gangguan dispepsia fungsional. Menurut penelitian, saat tubuh terasa dingin, terjadi gerakan dari fungsi pencernaan, sehingga udara yang ditimbulkan oleh gas makanan tidak dapat dibuang. Akibatnya, perut terasa kembung

Jangan sepelekan masuk angin saat kondisi tubuh dan cuaca tidak mendukung. Kapan saja tubuh bisa saja rentan penyakit untuk itu waspadalah.

Selasa, 02 November 2010

Tanda-Tanda sedang Ovulasi

Sumber: Millist f&f
http://sambilminumteh.blogspot.com/2010/09/tanda-tanda-sedang-ovulasi.html

Tak pengaruh seberapa sering Anda bercinta, jika tidak dilakukan pada saat yang tepat (ovulasi) kesempatan untuk hamil jadi berkurang. Ada alat untuk mendeteksi jika Anda sedang berovulasi atau tidak di apotek, namun, bisa jadi mahal. Jadi, tidakkah akan lebih baik jika kita mengenal tubuh kita sendiri, termasuk dalam hal kapan sedang berovulasi?
Tanda-tanda berikut ini memang tidak bisa dinilai 100 persen akurat, namun bisa menjadi sinyal bahwa Anda hampir berovulasi, namun ada pula yang mengindikasikan bahwa Anda sudah berovulasi.

1. Perubahan cairan serviks
Mendekati masa ovulasi, akan ada perubahan dari kepekatan dari cairan serviks. Saat Anda sedang tidak berovulasi, cairannya lebih pekat atau tak ada sama sekali (namun akan ada efek berbeda jika Anda mengkonsumsi obat kesuburan). Saat Anda mendekati masa ovulasi, cairannya akan berwarna lebih jernih, cair, dan kenyal, seperti putih telur. Hal ini akan mempermudah sperma untuk berenang menuju indung telur. Saat seperti ini, menjadi pertanda bahwa Anda sedang berada di masa subur.

2. Sangat bergairah
Kebanyakan perempuan akan merasa lebih bergairah saat sedang berovulasi. Riset menunjukkan bahwa perempuan lebih sering berhubungan intim di sekitar waktu mereka mencapai puncak masa subur, ketika hormon lutein-nya tinggi. Hal ini biasa terjadi sekitar beberapa hari sebelum masa puncak ovulasi.

3. Perubahan temperatur tubuh
Salah satu cara untuk mengetahui apakah Anda sedang berovulasi atau tidak adalah dengan mencatat body basal temperature (BBT) Anda. Ini adalah ketika tubuh Anda sedang beristirahat, tidak sedang sakit, tetapi terjadi peningkatan dari biasanya (peningkatan sekitar 0.2 °C). Peningkatan ini terjadi sebelum Anda berovulasi dan meningkat sedikit sesudahnya. Hormon progesteronlah yang menjadi penyebabnya. Namun, metode ini butuh usaha lebih, karena Anda harus mengukur temperatur tubuh Anda setiap hari, setiap pagi. Tujuannya adalah Anda bercinta sebelum terjadi peningkatan suhu tersebut. Karena jika sudah terjadi di puncaknya, berarti Anda sudah berovulasi.

4. Mengubah posisi serviks
Posisi serviks (leher rahim) mengalami sedikit perubahan saat masa ovulasi mendekat, untuk memastikan area tersebut melembut dan terbuka saat Anda sedang subur, hingga memudahkan sperma untuk berenang dan bertemu sel telur. Untuk mengecek posisinya, selipkan jari Anda yang bersih ke dalam Miss V dengan arah lurus. Jika tidak sedang dalam masa ovulasi, maka Anda seharusnya bisa merasakan ujung serviks (jika teraba akan terasa seperti bagian ujung bawah hidung), namun jika dalam masa ovulasi, bagian tersebut akan lebih tinggi dan sulit terjangkau.

5. Payudara melunak
Tubuh kita akan memberlakukan masa ovulasi seperti sedang bersiap untuk kehamilan, jadi hormon kehamilan menumpuk di masa ini. Karena itu pula, saat masa ovulasi, payudara akan terasa sedikit melunak.

6. Hitung mundur
Menghitung hari dalam siklus menstruasi Anda merupakan cara termudah untuk memperkirakan masa ovulasi. Jika Anda bisa melakukan metode ini, Anda akan lebih mudah menentukan masa ovulasi Anda di bulan depan dan merencanakan untuk bercinta di masa-masa tersebut. Jika Anda memiliki siklus yang tidak rutin atau sering terlewat jadwal menstruasi, metode ini bisa jadi tidak cocok untuk Anda.

7. Sakit dan flek
Sekitar 20 persen perempuan akan mengalami "Mittelschmerz", yakni ketika telur keluar dari folikelnya dan menyebabkan kram di salah satu bagian bawah perut. Anda juga akan melihat warna kemerahan di cairan serviks yang menempel pada celana dalam.

8. Kembung
Jika Anda merasa sulit untuk mengancingkan celana Anda padahal Anda tidak sedang hamil atau kenaikan berat badan karena banyak makan, bisa jadi itu adalah tanda sedang berovulasi. Ini terjadi akibat pada masa ovulasi tubuh menyimpan retensi air.

9. Peningkatan fungsi indera dan energi
Banyak perempuan melaporkan peningkatan fungsi indera (penglihatan, penciuman, dan perasa) di sekitar masa ovulasi. Anda juga bisa mengalami peningkatan energi menjelang ovulasi.

10. Hasil positif pada alat tes ovulasi
Alat tes ovulasi bekerja seperti alat cek kehamilan. Anda meneteskan air seni pada alat tes untuk mengecek hormon lutein, yang meningkat sesaat sebelum Anda berovulasi. Alat tes ini cukup mahal, dan jika Anda berovulasi tak rutin, Anda mungkin akan butuh lebih dari 1 alat tes. Namun, tes ini lebih bisa diandalkan ketimbang tanda-tanda di atas lainnya.



Salam,
Yuli
http://sweetievm.multiply.com/