Dear NA,
Menjawab pertanyaan Anda mengenai stigma kutu loncat, Apakah sering berpindah tempat kerja itu sesuatu yang negatif?
jawabannya bisa ya dan bisa tidak, namun bila ditelaah dari analisa di bawah ini, coba Anda pertimbangkan:
1. Analisa psikologis
Seseorang yang suka berpindah kerja, artinya dia memiliki kesempatan yang sangat mudah untuk mencari pekerjaan dan mendapat kesempatan tersebut. Mudahnya kesempatan yang diperoleh bisa disebabkan:
Dari sisi karakteristik positif:
a. Dia memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga mampu mempresentasikan dirinya (menjual dirinya) ke perusahaan dengan baik
b. Dia memiliki kemampuan komunikasi verbal dan persuasi yang baik sehingga bisa menyakinkan recruiter bahwa dirinyalah orang yang tepat
c. Dia memiliki kemampuan bahasa tulisan yang baik, sistematis dan rapi sehingga begitu melihat CVnya, cukup menjual
(tapi tunggu dulu, apa saja yang dituliskan dalam CVnya?apakah benar-benar hasil prestasi dan karyanya?atau hasil pekerjaan orang lain yang
diakui sebagai hasil karyanya?)
d. Dari hasil pengalaman: Seseorang yang memiliki kemampuan verbal yang sangat baik, mempesona dan sangat persuasif belum tentu sama dengan hasil pekerjaannya. ada orang bilang NATO (No Action Talk Only)- - - perlu dibuktikan dengan research.
dari sisi karaketristik negatif:
a. Bisa dimungkinkan dia memiliki kemampuan adaptasi yang rendah, tidak mudah untuk melebur ke dalam kultur perusahaan dimana dia bekerja, dan tidak cocok dengan teamworknya, atau dia tidak disukai oleh kelompok barunya.
b. Bisa dimungkinkan dia tidak memiliki kecocokan dengan pekerjaannya, tidak menyukai pekerjaannya
c. Orang yang memiliki karakteristik mudah bosan
d. Secara karakter masih labil, dan masih dalam pencarian konsep diri, trial and error, mana yang sekiranya cocok untuk dirinya. Dia seorang yang masih belum jelas apa yang diinginkannya (terlepas dari kemampuan yang dimilikinya)
2. Secara Kompetensi
Seseorang yang bekerja dalam suatu perusahaan/industri terutama kurang dari satu tahun, rasanya tidak banyak ilmu yang akan didapat dan dikuasainya. Paling-paling hanya kulitnya saja yang diketahui, gambaran garis besarnya saja, itupun kalau seseorang tersebut mau belajar tentang perusahaan dimana dia bekerja, banyak yang hanya mengetahui ruang lingkup pekerjaannya saja, sedangkan bagian lainnya tidak tahu sama sekali.
Dan harus dibedakan antara knowledge dan skill yang dimiliki. Knowledge hanya sekadar tahu tetapi belum tentu bisa mengerjakan, sedangkan skill adalah ketrampilan yang memang dia mumpuni mengerjakan tugas tersebut.
idealnya berdasarkan pengalaman, minimal 2 tahun atau lebih baru seorang karyawan memiliki knowledge dan skill tentang industri tersebut.itupun harus digali lebih dalam dengan behavioral interview, sampai seberapa besar kemampuan dirinya dalam menyerap sebuah pengalaman di suatu tempat.
3. Dari sisi perusahaan
Perusahaan dalam melakukan recruit dan seleksi tentunya mengeluarkan biaya, termasuk induction training dan pelatihan-pelatihan yang lain.
rasanya tidak adil bagi perusahaan yang sudah mengeluarkan biaya besar untuk recruit, seleksi, dan training, pengabdian karyawan baru tersebut kurang dari 2 tahun rasanya tidak worthed. Boro-boro diharapkan sumbangsihnya dan hasil karyanya yang bermanfaat bagi perusahaan, barangkali perusahaan belum balik modal atau ROInya masih belum seimbang.
Sekali lagi, keindahan resume yang dituliskan oleh jobseeker, hanya mewakili kurang lebih 5 % dari 100% yang harus digali dari kandidate tersebut.
Demikian masukannya, semoga bermanfaat.
salam,
Umi Z
dari milis Flag this message
[Diskusi HRD Forum]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar